Senin, 06 Juli 2009

Latar Belakang Tenaga Dalam Secara Global



Latar Belakang PB

Perguruan bela diri tenaga dalam sebagai salah satu lembaga pendidikan sekaligus pembinaan keagamaan di indonesia keberadaannya cukup berpengaruh dalam kehidupan dunia pendidikan metal sepiritual. Selain sebagai lembaga pendidikan bela diri, perguruan tenaga dalam tidak hanya berperan mentransformasi ilmu tetapi juga sebagai pembentuk akhlak dan budi pekerti, karena pada intinya pendidikan yang ditanamkan di perguruan bela diri tenaga dalam yan bernafaskan Islam adalah pendidikan watak dan pendidikan agama islam. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional adalah:

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembankan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur (moral yang baik), memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Perguruan bela diri tenaga dalam merupakan lembaga yang mendidik serta mengembangkan potensi atau kemampuan emosional yang ada dalam diri manusia yang masih terpendam, banyak cara untuk membangkitkan potensi tersebut salah satu di antaranya adalah dengan mengolah nafas manusia yang di nilai terdapat banyak rahasia terpendam dan salah satunya merupakan unsur kehidupan manusia.

Hal tersebut sesuai dengan tujuan pemerintah dalam mengembangkan seni oleh pernafasan yang dapat menciptakan sekeimbangan emosional diri seseorang sebagaimana Keputusan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Nomor :0006/Menpora/87 tentang pembentukan asosiasi gerak pernafasan dan persendian Indoensia, menjelaskan bahwa :

Tumbuh dan berkembangnya berbagai organisasi senam pernafasan dan persendian memberikan dampak positif bagi upaya terbentuknya manusia yang sehat jasmani dan rohani yang di perlukan dalam menunjang pembangunan nasional dan dalam rangka menyukseskan panji olahraga “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”di pandang perlu untuk mengembangkan jenis-jenis olahraga masyarakat yang bersifat masal sesuai dengan persyaratan 5-M ( murah, meriah, menarik dan massal)

Kesehatan merupakan harta yang paling berharga yang dimiliki oleh manusia sehingga dituntut untuk selalu menjaganya dan kesehatan bukan hanya yang lahir atau yang nampak saja akan tetapi yang batin juga karena jiwa yang sehat terletak pada badan yang sehat Sedangkan obat-obatan yang ditawarkan oleh dokter hanya berfokus pada kesehatan jasmani saja yang tidak dapat menembus kepada hal-hal rohani.

Kesehatan Rohani yang mungkin selama ini di anggap remeh namun ternyata besar sekali pengaruhnya pada pembentukan mental manusia sehingga tidak dapat mengaplikasikan nilai-nilai kemanusiaan yang dimilikinya.

Allah berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 188 yang berbunyi :

Artinya : “ Katakanlah, Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak pula menolak kemudian kemudharatan kecuali yang di kehendaki Allah(QS.Al-A’raf : 188)

Berangkat dari pemahaman tersebut maka Perisai Buana, sebagai salah satu perguruan yang menyatukan antara Zikir, Nafas dan Gerak mengadakan kegiatan dibidang kerohanian, sehingga nantinya akan melahirkan kader yang sehat jasmani dan rohani.

Dalam konteks inilah, Perguruan Perisai Buana sebagai organisasi atau sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang pengembangan potensi diri yakni bela diri tenaga dalam yang di balut dengan nilai-nilai luhur ajaran Islam.

Sesuai dengan visi yang dicanangkan, maka perguruan bela diri tenaga dalam perisai buana yang bernafaskan islam tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan agama juga mendidik siswanya untuk menerapkan nilai-nilai relegius di dalam kehidupan sehari-hari serta bentuk-bentuk pelatihan bela diri tetapi lebih dari itu pembinaan seperti pembacaan ayat suci Al-Qur’an, zikir bersama, amaliyah-amaliyan untuk di amalkan dalam kehidupan sehari-hari, tafakur alam, meditasi dan segiatan lainnya secara berkala tetap di lakukan. (Akbar Pamungkas. S.Sos.I)